بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

20 Februari 2013. Saat kesempatan bergabung ke kelas inspirasi belum terpenuhi, Aku menemukan pembelajaran penting di hari ini. Ya. Pertemuan perdanaku untuk belajar bahasa Jepang tingkat dasar. Aku ambil kelas di bimbingan ASPAC, lokasinya sangat dekat dengan Undip Pleburan. Waktu belajar menyesuaikan habis pulang kerja, tepatnya jam 18.00 – 19.30 setiap hari Senin dan Rabu. Aku datang on-time untuk pertama kalinya. Saat itu belum datang sosok-sosok siswa yang belajar bahasa Jepang. Ketemu dulu dengan seorang bapak yang ternyata adalah sensei (guru) les Jepang ini. Sebetulnya waktu lesnya sangat mepet dengan waktu sholat Maghrib. Jadinya, ya izin shalat dahulu di selang pembelajaran. Pertemuan perdana sangat berkesan menurutku. Sensei Inos ternyata orangnya sangat ramah. Hal yang beliau tanyakan kepada kami sebelum memulai pelajaran adalah biodata nama dan alasan kami belajar bahasa Jepang.

S : Alasan kamu belajar apa, Upik?

U : Karena sulit belajar English, pengen belajar praktis bahasa Jepang aja, Pak.

kemudian giliranku yang menjawab sambil cengengesan.

S : Kalo kamu, Nania? (sensei masih salah memanggil namaku :D)

A : Suka aja ma bahasanya, Pak. Hehe.. Dari dulu suka Jepang, Pak. (jawaban pasaran, hehe..)

ada lagi jawaban yang membuatku tercengang.

S : Kalo mas-nya yang di belakang? Oh ya, Mas Kuncoro, ya?

K : Pengen kerja di sana, Pak. Jadinya, pengen banget belajar bahasa Jepang.

wah, kereen, ik. Adik yang satu itu. Punya rencana kerja di Jepang? Kalo aku? Hanya just fun saja belajar bahasa Jepang. Karena ga bisa, jadinya mau belajar. Itu aja 🙂

S : Oke, sekarang kita buka pelajaran pertama. Tentang ciri-ciri bahasa Jepang.

Gaya penyampaian sensei menggunakan metode belajar orang dewasa. Alhamdulillah, aku cukup bisa memahami ciri-ciri bahasa Jepang jika dibandingkan dengan bahasa Ibu, bahasa lokal, maupun bahasa internasional lainnya.

Ciri-ciri umum bahasa Jepang:

1. Predikat terletak pada akhir kalimat.

misal; Watashi wa gohan tabemasu. (perhatikan letak tabemasu/ makan terletak pada akhir kalimat)

2. Berlawanan dengan hukum DM Bahasa Indonesia, jadinya MD. Urutan tanggal, bulan, dan tahun adalah kebalikan dari bahasa Indonesia.

3. Terdapat perubahan kata kerja, kata sifat, dan kata bantu kata kerja (tenses). Kepalaku mulai aktif menjaring kosakata.

4. Kebanyakan kata benda tidak memiliki bentuk jamak.

5. Di belakang kata atau kalimat dipakai artikel. Partikel menunjukkan hubungan antara kata dengan kata dalam kalimat, serta berfungsi menambahkan berbagai arti. (Partikel dalam Jepang ada banyak, lho, An! Ayo, semangat belajar ^_^.

6. S atau O yang bisa diketahui dari konteks kalimat biasaya dihilangkan.

7. Dalam bahasa Jepang, ada tingkatan bahasa seperti bahasa Jawa. Ada bahasa Jepang bentuk biasa dan juga bentuk alus alias lebih sopan.

Misal; …

About An Maharani Bluepen

Penyuka biru langit dan purnama. Ingin menjadi seorang Ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak :)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s